اَلْـحَمْدُ لِلّهِ الَّذِيْ نَـحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ، وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُورِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلَا مُضِلَّ لَهُ، وَمَنْ يُضْلِلْ فَلَا هَادِيَ لَهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَّ إِلَهَ إِلاَّ الله وَحْدَهُ لَا شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُـحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُولُهُ لاَنَبِيَّ بَعْدَهُ. وَالصَّلاَةُ وَالسَّلاَمُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ نَبِيِّنَا مُحَمَّد وَعَلَى اَلِهَ وَ اَصْحَبِهَ وَمَنْ وَّالَاهُ اَمَّا بّعْدُ فَيَاعِبَدَاللهِ أُوْصِيْكُمْ وَأِيَّايَ بِتَقْوَى االلهِ حَقَّ تُقَاتِهِ فَقَدْ فَازَالْمُتَّقُوْنَ
Ma’asyiral Muslimin Rahimakumullah
Alhamdulilah, segala puji bagi Allah yang telah memberikan keberkahan, kenikmatan, dan kebahagiaan. Semoga Allah juga senantiasa mengampuni dosa-dosa kita, menerima segala amalan baik yang kita perbuat. Selain daripada itu, semoga Allah memberikan kita kesehatan, dan yang sedang sakit diberikan kesembuhan. Aamiin.
Shalawat dan salam marilah kita sampaikan kepada Imam kita, Utusan Allah, yakni Nabi Muhammad Saw. Semoga kita termasuk umat pengikut jejak langkahnya.
Selain daripada itu, marilah kita tingkatkan iman dan takwa kita kepada Allah. Menjauhi larangannya, dan melaksanakan perintahnya, InsyaAllah kita akan mendapatkan kebahagiaan hidup baik di dunia maupun di akhirat. Aamiin.
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia…
Rabiul Awal adalah bulan ketiga dalam urutan kalender hijriah. Bulan rabi’ dianggap bulan di mana tumbuh bunga-bunga dan turunnya hujan di padang pasir. Bulan Rabiul Awal merupakan bulan istimewa bagi umat Islam di seluruh dunia. Karena bulan ini menjadi penanda penting dari periode kehidupan Sang Utusan Allah, Rasulullah. Pada bulan ini Rasulullah lahir, melakukan hijrah, dan wafat.
Nabi Muhammad lahir dari kandungan bundanya pada tanggal 12 bulan Rabi’ul Awwal tahun Gajah, bertepatan dengan tahun 571 M, di kota Mekkah Al-Mukarramah. Ibunya bernama Aminah binti Wahab dari Kabillah Bani Zuhrah al-Quraisyiyah. Lahir dalam keadaan yatim karena ayahnya Abdullah, meninggal dunia tiga bulan setelah menikahi Aminah.
Nabi Muhammad merupakan sosok yang telah dipersiapkan untuk membawa risalah-Nya yang terakhir. Allah berfirman:
اَلَمْ يَجِدْكَ يَتِيْمًا فَاٰوٰىۖ وَوَجَدَكَ ضَاۤلًّا فَهَدٰىۖ وَوَجَدَكَ عَاۤىِٕلًا فَاَغْنٰىۗ
“Bukankah Dia mendapatimu sebagai seorang yatim, lalu dia melindungimu (Muhammad). Dan dia mendapatimu sebagai orang yang bingung, lalu Dia memberi petunjuk. Dan dia mendapatimu sebagai seorang yang kekurangan, lalu Dia memberi kecukupan.” (QS. Ad Dhuha: 6-8).
Setelah Aminah meninggal, Abdul Muthalib mengambil alih tanggung jawab merawat Nabi Muhammad. Namun, dua tahun kemudian Abdul Muthalib meninggal karena renta. Tanggung jawab selanjutnya beralih kepada pamannya, Abu Thalib. Bersama pamannya ini, Rasulullah belajar hidup mandiri dengan mengembala kambing dan berdagang ke wilayah Syam.
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia…
Selain menjadi bulan kelahiran Nabi Saw, pada bulan Rabiul Awwal juga Rasulullah Saw melaksanakan hijrah dari Mekkah ke Madinah. Dalam Sirah Nabawiyah Ibnu Hisyam berkata, Nabi membawa rombongannya ke Bani Amr ibn Auf pada 12 Rabiul Awal malam Senin. Ibnu Katsir juga berkata bahwa Nabi tinggal bersama mereka di Bani Amr ibn Auf pada Senin Rabiul Awal.
Menurut Buya Hamka, hijrah Nabi ke Madinah tentu bukan sebuah kebetulan. Rasulullah mendapatkan perintah hijrah dari Allah, sebelum akhirnya mengimbau para sahabatnya untuk melakukan perjalanan secara sembunyi-sembunyi menuju Madinah.
Adapun alasan Madinah menjadi tujuan hijrah, bukan kota lain, adalah karena Madinah memiliki beberapa keutamaan. Misalnya penduduknya yang ramah dan berpengalaman dalam berperang, serta lokasinya yang strategis untuk menjaga dakwah Islam.
Menurut Haedar Nashir, Nabi Muhammad bersama kaum muslimun hijrah dari Makkah ke Yastrib bukanlah perpindahan fisik semata. Bukan pula terbatas pada perpindahan pola tindak sehari-hari yang bersifat individual dan simbolik. Lebih luas dari itu, hijrah Nabi tahun 622 Miladiyah itu sejatinya merupakan hijrah membangun peradaban baru, yakni peradaban “Al-Madinah Al-Munawwarah”, peradaban nan tercerahkan yang lahir dari “Ad-Din” yakni ajaran Islam. Peradaban Islam yang membebaskan kehidupan jahiliyah Arab yang berada dalam kegelapan segala hal menjadi kehidupan baru yang bercahaya dan mencahayai peradaban semesta.
Allah SWT dalam Surat An-Nisa’ Ayat 100 berjanji kepada orang-orang yang hijrah dari Makah ke Madinah karena Allah dan Rasulullah. Mereka yang berhijrah dijanjikan akan mendapat rezeki yang banyak, jika mati dalam perjalanan hijrah maka akan mendapatkan pahala yang ditetapkan di sisi Allah.
وَمَنْ يُّهَاجِرْ فِيْ سَبِيْلِ اللّٰهِ يَجِدْ فِى الْاَرْضِ مُرٰغَمًا كَثِيْرًا وَّسَعَةً ۗوَمَنْ يَّخْرُجْ مِنْۢ بَيْتِهٖ مُهَاجِرًا اِلَى اللّٰهِ وَرَسُوْلِهٖ ثُمَّ يُدْرِكْهُ الْمَوْتُ فَقَدْ وَقَعَ اَجْرُهٗ عَلَى اللّٰهِ ۗوَكَانَ اللّٰهُ غَفُوْرًا رَّحِيْمًا ࣖ
“Dan barangsiapa berhijrah di jalan Allah, niscaya mereka akan mendapatkan di bumi ini tempat hijrah yang luas dan (rezeki) yang banyak. Barangsiapa keluar dari rumahnya dengan maksud berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya, kemudian kematian menimpanya (sebelum sampai ke tempat yang dituju), maka sungguh, pahalanya telah ditetapkan di sisi Allah. Dan Allah Maha Pengampun, Maha Penyayang.” (QS. An-Nisa: 100).
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia…
Pada bulan Rabiul Awwal, selain kelahiran dan perjalanan hijrah, Rasulullah Saw juga wafat. Dua bulan sebelum wafat, Nabi Saw berhaji atau Haji Wada bersama lebih dari 100 ribu kaum Muslimin. Di Jabal ‘Arafat, Nabi menyampaikan khutbah monumental di hadapan mereka yang dianggap sebagai dasar dari ajaran Islam. Tidak mengherankan, karena dalam khutbah ini nabi telah menjelaskan perihal undang-undang Islam.
Dalam potongan khutbah haji yang beliau sampaikan di tengah lautan manusia Nabi berpesan:
أَيُّهَا النَّاسُ، اسْمَعُوا قَوْلِي، فَإِنِّي لَا أَدْرِي لَعَلِّي لَا أَلْقَاكُمْ بَعْدَ عَامِي هَذَا بِهَذَا الْمَوْقِفِ أَبَدًا
“Wahai sekalian manusia, dengarkanlah perkataanku! Aku belum tahu secara pasti, boleh jadi aku tidak akan bertemu kalian lagi setelah tahun ini dengan keadaan seperti ini.”
Belum selesai pidatonya, turun ayat Al Quran yang mengindikasikan bahwa Nabi yang Agung itu tidak akan lama lagi membersamai kaum Muslimin:
اَلْيَوْمَ اَكْمَلْتُ لَكُمْ دِيْنَكُمْ وَاَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِيْ وَرَضِيْتُ لَكُمُ الْاِسْلَامَ دِيْنًاۗ فَمَنِ اضْطُرَّ فِيْ مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّاِثْمٍۙ فَاِنَّ اللّٰهَ غَفُوْرٌ رَّحِيْمٌ
“Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (QS. Al-Maidah: 3).
Menurut Muhamad Abror, Peristiwa Haji Wada’ ini merupakan momen bersejarah yang menjadi teladan penting bagi persatuan umat dan peningkatan kualitas keimanan setiap Muslim.
Hadirin sidang Jumat yang berbahagia…
Itulah tiga momen krusial yang terjadi pada bulan Rabiul Awwal. Dimuali dari kelahiran Nabi Muhammad Saw, kemudian proses hijrah, dan terakhir wafatnya baginda Rasulullah. Marilah kita jadikan momentum-momentum ini sebagai medium meningkatkan keimanan dan kecintaan kita Allah dan Rasul-Nya.
بَارَكَ اللهُ لِيْ وَلَكُمْ فِي الْقُرْآنِ الْعَظِيْمِ، وَنَفَعَنِيْ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآيَاتِ وَالذِّكْرِ الْحَكِيْمِ. أَقُوْلُ قَوْلِيْ هَذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ الْعَظِيْمَ لِيْ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ مِنْ كُلِّ ذَنْبٍ. فَاسْتَغْفِرُوْهُ، إِنَّهُ هُوَ الْغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ للهِ الَّذِيْ هَدَانَا لِهذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللهُ، أَشْهَدُ أَنْ لَا إِلهَ إِلَّا اللهُ الْمَلِكُ الْحَقُّ الْمُبِيْنُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ صَادِقُ الْوَعْدِ الْأَمِيْنُ، اللّهُمَّ فَصَلِّ عَلَى مُحَمَّدٍ وَآلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُ إِلَى يَوْمِ الدِّيْنِ، أَمَّا بَعْدُ، فَأُوْصِيْنِي وَإِيَّاكُمْ بِتَقْوَى اللهِ حَقَّ تُقَاتِهِ لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُوْنَ،
Semoga kita semua mampu menjadikan diri kita sebagai hamba yang bertakwa, mengamalkan prilaku orang-orang yang bertakwa dan kelak dipanggil menghadap kepada Allah dengan ketakwaan yang melekat di hati kita masing-masing. Amin.
إِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلَى النَّبِيِّ، يَاأَيُّهاَ الَّذِيْنَ ءَامَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا. اَللَّهُمَّ صَلِّ وَسَلِّمْ وَبَارِكْ عَلَى مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَأَصْحَابِهِ وَقَرَابَتِهِ وَأَزْوَاجِهِ وَذُرِّيَّاتِهِ أَجْمَعِيْنَ. اَللَّهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالْمُسْلِمَاتِ وَالْمُؤْمِنِيْنَ وَالْمُؤْمِنَاتِ اْلأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَاْلأَمْوَاتِ، إِنَّكَ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعَوَاتِ وَيَا قَاضِيَ الْحَاجَاتِ.
عِبَادَ اللهِ، إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ بِالْعَدْلِ وَاْلإِحْسَانِ وَإِيتَآئِ ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَآءِ وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذْكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَادْعُوْهُ يَسْتَجِبْ لَكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ