087777 407 525 [email protected]

Bulan Muharram, salah satu dari empat bulan haram (arba’tun hurum), dikenal sebagai bulan yang dimuliakan. Bulan-bulan haram ini termasuk Muharram, Zulqa’dah, Zulhijah, dan Rajab, seperti yang dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim. Pada bulan-bulan ini, peperangan dilarang, menandakan betapa sucinya waktu-waktu tersebut.

Ibnu ’Abbas menjelaskan bahwa Allah mengkhususkan empat bulan ini sebagai bulan haram karena dianggap sebagai bulan suci. Melakukan maksiat pada bulan-bulan tersebut dosanya lebih besar, sedangkan amalan saleh akan menuai pahala yang lebih banyak (Tafsir at-Thabari).

Khusus di bulan Muharram, terdapat puasa sunah Tasua dan Asyura yang dilaksanakan pada tanggal 9 dan 10 Muharram. Pada tahun 2024, kedua puasa ini bertepatan dengan tanggal 15 dan 16 Juli. Puasa Tasua dan Asyura merupakan momen penting bagi umat Islam untuk meningkatkan ketakwaan dan mendekatkan diri kepada Allah. Amalan ini didasarkan pada hadis Nabi Saw.

Selain puasa Tasua dan Asyura, bulan Muharram juga menjadi waktu yang tepat untuk memperbanyak puasa sunah lainnya. Berdasarkan QS At-Taubah ayat 36, umat Islam dianjurkan untuk memperbanyak amal saleh dan meninggalkan perbuatan dosa. Amalan saleh ini dapat ditopang dengan melaksanakan puasa sunah seperti puasa Senin-Kamis, Ayyamul Bidh, dan Puasa Dawud.

Keutamaan puasa sunah dapat menjadi perisai dari api neraka, sebagaimana dipahami dari hadis: “Dari Abi Sa’id al-Khudri r.a. (diriwayatkan bahwa) ia berkata: Saya pernah mendengar Rasulullah saw bersabda: Barangsiapa berpuasa pada suatu hari di jalan Allah, maka Allah akan menjauhkannya dari api neraka selama 70 tahun.” (HR. Bukhari an Muslim).

Selain itu, keutamaan melaksanakan puasa sunah ialah Malaikat selalu bershalawat atas orang yang berpuasa. Hal ini berdasarkan hadis yang berbunyi: “Nabi saw. bersabda: Sesungguhnya orang berpuasa apabila ada perjamuan makan padanya, maka malaikat akan memberi shalawat kepadanya sampai perjamuan tersebut selesai, atau menurut lafal lain sampai mereka selesai makan.”(HR. at-Tirmidzi, Ahmad, Ibnu Majah, dan ad-Darimiy).

Dengan memperbanyak puasa sunah, kita dapat memanfaatkan bulan Muharram sebagai kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperbanyak pahala. Bulan ini seharusnya menjadi momentum bagi kita untuk melakukan refleksi diri, memperbaiki perilaku, dan semakin mendekatkan diri kepada Allah melalui berbagai ibadah yang dianjurkan.

Mari manfaatkan bulan suci ini untuk memperbanyak amal kebaikan dan menjauhi segala bentuk maksiat, sehingga kita dapat meraih pahala yang berlipat ganda dan mendapatkan ridha-Nya.